Selasa, 26 Juni 2012

Skripsi MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGENAI PERKEMBANGAN PROPINSI DI INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINGAPADU KALER TAHUN PELAJARAN 2011/2012


Ingin buat skripsi, neh saya punya judul Skripsi MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGENAI PERKEMBANGAN PROPINSI DI INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINGAPADU KALER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 | kalau agan mau n sesuai dengan yang agan cari, silahkan copy Skripsi MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGENAI PERKEMBANGAN PROPINSI DI INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINGAPADU KALER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 | Gratis kok. hehehehe. Skripsi MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGENAI PERKEMBANGAN PROPINSI DI INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINGAPADU KALER TAHUN PELAJARAN 2011/2012



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan di SD salah satunya ditentukan oleh proses pembelajaran  yang dirancang guru. Kurikulum berbasis kompetensi yang telah disempumakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam belajar. Penerapan KTSP di SD Negeri 5 Singapadu Kaler masih sebatas wacana. Hal ini terlihat dari cara-cara guru mengajar dalam proses pendidikan di sekolah. Hasil kunjungan di setiap kelas (supervise Kepala SD Negeri 5 Singapadu Kaler, 2012) menunjukan bahwa sebagian besar proses mengajar yang didominasi guru bukan membelajarkan siswa.
Paradigama pendidikan dewasa ini menuntut cara guru untuk membelajarkan siswa. Guru menempatkan diri sebagai fasilitator dan kegiatan seharusnya lebih didominasi oleh siswa, pembelajaran seperti ini sangat jarang terjadi khususnya di SD Negeri 5 Singapadu Kaler. Tidak hanya itu penerapan penerapan KTSP yang sangat jauh dari harapan adalah guru jarang mengarahkan belajar siswa yang berkelainan atau memiliki kemampuan dibawah rata-rata kelas karena karakteristik siswa di SD sangat bervariasi baik dari segi kognitif, afektif dan psikomiotor. Guru hanya memantau kegiatan belajar siswa secara keseluruhan sehingga siswa yang prestasi belajarnya kurang, tidak mendapat perbaikan belajar. Hal ini memperlihatkan bahwa sasaran utama, penerapan KTSP di SD khususnya di SD Negeri 5 Singapadu Kaler hanya mengutamakan ketuntasan (kuantitas) secara menyeluruh dan mengabaikan proses (kualitas). Guru juga hanya memberi motivasi bagi sebagian siswa yang prestasi belajarnya tinggi, dampaknya adalah siswa yang prestasi belajarnya rendah merasa minder, mereka tidak memiliki motivasi dan merasa gagal untuk belajar karena tidak memiliki kemampuan. Kondisi ini jarang diperhatikan oleh guru. Keaktifan belajar siswa juga rendah. Situasi ini dapat dilihat dari proses pembelajaran dimana siswa merasa takut salah, takut ditertawakan, hanya siswa yang nilainya tinggi merasa senang dan mendapat penghargaan dari guru. Guru juga jarang memberi semangat khususnya pada siswa yang kemampuannya kurang. Walaupun ada siswa yang kemampuannya rendah mau berusaha untuk belajar, guru jarang menghargai usaha siswa. Situasi seperti ini ter adi di SD Negeri 5 Singapadu Kaler dan dimana dalam ulangan formatif nilai yang diperoleh siswa secara keseluruhan berada pada rata-rata 50,00 dalam pelajaran IPS. Hasil belajar ini sangat jauh dari SKM (SKM SD Negeri 5 Singapadu Kaler untuk pelajaran IPS 70). Jika ini terus berlanjut maka akan berlanjut pada dampak kurannya hasil belajar siswa dalam UAS.
Menurut Suwena (2011) siswa akan senang belajar apabila diajak bermain peran, diberi pujian, diberi kebebasan berpendapat, diberi mengajukan ide – ide, pendapatnya dihargai, diberi peran dalam pembelajaran dan mendapat pelayanan secara individual. Syarat terakhir sangat jarang dilakukan guru. Seyogyanya guru memanfaatkan siswa yang memiliki kemampuan lebih untuk membantu siswa yang kemampuannya kurang belajar. Menurut Mulyani
Sumantri dan Nana Sayodih (2007) "siswa akan merasa senang belajar dan lebih leluasa untuk bertanya dan berpendapat apabila diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan teman sebayanya. Siswa yang kemampuannya lebih dikolaborasikan dalam kelompok yang heterogen kemudian menjadi guru yang dapat diajak untuk tanya jawab. Melaui tutor sebaya siswa yang kemampuannya kurang dapat meningkatkan prestasi belajarnya, siswa juga merasa senang dan lebih leluasa karena mereka belajar bersama teman sebayanya. Keuntungan lain yang diperoleh adalah dapat meminimalisir siswa yang pasif, bahkan secara langsung memberikan pengayaan bagi siswa yang kemampuannya lebih untuk mengembangkan diri melalui tutor sebaya. Menurut Darti, Ni Wayan (2011) metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Lebih lanjut dikatakan bahwa melalui teman sebaya siswa dapat membimbing teman dan pengetahuan yang dapat dimiliki akan semakin mantap dan mendalam.
Sumantri dan Nana Sayodih (2011) "Siswa, usia SD belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya, belajar berteman dan bekerja dalam kelompok, dalam rangka, mengembangkan kepribadian sosial". Anak memiliki keterampilan fisik dan penampilan fisik yang diterima bagi hubungan baik dengan teman sebaya. Usia SD anak-anak mulai keluar dari lingkungan keluarga dan mulai memasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman dengan hubungan erat ke dalam dunia baru yang menuntut anak pandai menempatkan diri diantara teman sebaya yang siedikit banyak akan berlomba menarik perhatian guru. Hendaknya belajar memperoleh kepuasan dari kehidupan sosial bersama teman sebaya.
Kuswaya Wihardit (dalam Aria Djalil, 1997:3.38) menuliskan bahwa "pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama" Sisi lain yang menjadikan matematika dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Itulah sebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran matematika
Refleksi dari hasil UAS yang diperoleh siswa dan proses pembelajaran yang bersifat konvensional dan kurang menunjukan nuansa PAKEM, dilakukanlah penelitian ini melalui PTK untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tentang perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia dalam pelajaran IPS melalui model tutor sebaya pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Singapadu Kaler tahun pelajaran 2011/2012. Dengan model tutor teman sebaya perhatian guru yang mengalami masalah kategori sedang dapat diminimalkan. Guru, bisa memfokuskan perhatian pada siswa yang kemampuannya lebih lambat. Diharapkan setiap siswa nantinya memiliki kemampuan yang sama dan merata terhadap pelajaran IPS khususnya tentang sejarah perkembangan wilayah di Indonesia.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.  Apakah penerapan model tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar mengenai perkembangan propinsi di Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Singapadu Kaler  Tahun Pelajaran 2011/2012.
2.  Bagaimanakah efektifitas penerapan model tutor sebaya dalam meningkatkan prestasi belajar mengenai perkembangan propinsi di Indonesia pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Singapadu Kaler Tahun Pelajaran 2011/2012

C.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.  Untuk meningkatan prestasi belajar mengenai perkembangan propinsi di Indonesia melalui penerapan model tutor sebaya pada siswa kelas VI SD Negeri 5 Singapadu Kaler Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan model tutor sebaya dalam meningkatkan prestasi belajar mengenai perkembangan propinsi di Indonesia pada, siswa kelas VI SD Negeri 5 Singapadu Kaler Tahun Pelajaran 2011/2012.



D.      Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa, guru dan lembaga sekolah. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a)  Siswa yang menjadi tutor akan merasa bangga karena bisa membimbing dan mengajarkan siswa lain. Sedangkan bagi siswa yang diajari merasa leluasa untuk melajar baik berdiskusi, bertanya dan mengemukakan pendapat. Siswa tidak canggung untuk mengembangkan diri.
b)  Memotivasi siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam setiap pembelajaran IPS.
c)  Mengajarkan siswa lebih bertanggung jawab terhadap sesuatu yang mereka kerjakan baik diri sendiri maupun kelompok.
2. Bagi Guru
a)  Guru akan merasa terbantu dalam membagi perhatian kepada seluruh siswanya.
b)  Efektifitas penggunaan waktu melalui tutor sebaya dapat mempercepat pemahaman siswa karena guru dibantu mengajari siswa yang kemampuannya kurang.
3.  Bagi Sekolah
a)  Adanya peningkatan mutu pembelajaran disekolah yang bersangkutan.
b)  Sekolah akan menjadi lirikan orang tua siswa berkat mutunya meningkat dari sebelumnya.
c) PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut.

Untuk yg lebih lengkapnya, silahkan agan coment ya. tak kasik linknya


Artikel Terkait:

1 komentar:

  1. min, mau yang lengkapnya dong.
    mau nambah referensi ni. . .
    terimakasih

    BalasHapus