KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas saya yang berjudul
“Pengaruh Media Dedak Bekatul”.
Saya
dapat menyelesaikan tugas ini dengan kerja keras dan tugas ini dapat saya
selesaikan tepat pada waktunya.
Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan untuk menyempurnakan
hasil laporan ini.
Sukawati, 14 Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................... 4
1.3 Tujuan
Penelitian................................................................................ 5
1.4 Manfaat
Penelitian.............................................................................. 5
1.5 Hipotesis
Penelitian............................................................................ 6
BAB II METODELOGI
PENELITIAN...................................................... 7
2.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian.................................. 7
2.2
Jenis Penelitian............................................................................. 7
2.3
Variabel........................................................................................ 7
2.4
Metode Pengumpulan Data.......................................................... 7
BAB III HASIL DAN
PEMBAHASAN..................................................... 8
3.1
Pengaruh Dedak bekatul.............................................................. 8
3.2
Cara Menanggulanginya............................................................... 8
BAB IV SIMPULAN DAN
SARAN........................................................... 9
4.1
Simpulan....................................................................................... 9
4.2
Saran............................................................................................. 9
4.3
Daftar Pusataka............................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar
penduduk Indonesia. Mengingat kebutuhan pangan beras tents meningkat mengikuti
kenaikan jumlah penduduk, maka usaha
peningkatan produksi tents dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah telah menempuh beberapa cara untuk
kembali berswasembada seperti yang
telah dicapai pada tahun 1984, antara lain dengan meningkatkan intensifikasi pada lahan yang telah dibuka, ekstensifikasi
khususnya di luar Jawa, penggunaan varietas, unggul serta peningkatan
sarana produksi lainnya (Pratama, 2003).
Meskipun demikian, masih terdapat banyak kendala
dalam upaya meningkatkan produktivitas padi di Indonesia. Penyakit
merupakan salah satu faktor utama penyebab rendahnya produktivitas tanaman yang
dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan
kegagalan. total pada suatu sistem pertanian. Koridisi pertanian di daerah
tropis yang panas dan lembab, termasuk sebagian besar sistem pertanian di
Indonesia, sangat dipengaruhi oleh penyakit (Pratama, 2003).
Serangan hama dan penyakit padi cukup menonjol
sejak awal masa pertumbuhan sampai dengan menjelang panen. Gejala
serangan hama dan penyakit penting seperti penggerek batang kuning (Tryporyza
incertulas), wereng coklat (Nilaparvata lugens), wereng hijau (Nephotettix
nigropictus), lalat agas (Orseolia dan sebagainya, harus diwaspadai
agar dapat dilakukan pengendalian secara tepat sehingga tidak menimbulkan kerusakan
berat dan bahkan kehilangan basil panen (Russli, 2004)
Di Indonesia sebelum tahun 1980 pernah disarankan atau
diusulkan kepada masyarakat tani dengan sistem LAKU (latiban kunjungan) bahwa
selama satu musim tanam atau semusim
hendaknya melakukan penyemprotan sebanyak 3-4 kali. Ternyata dari
basil-basil kajian di beberapa daerah apabila kita melaksanakan sistem penyemprotan dengan sistem kalender banyak
menimbulkan kenigian balk biaya, tenaga, waktu serta residu pestisida
secara langsung dan belum lagi pencemaran lingkungan. Dalarn waktu jangka
panjang, akibat dari penggunaan pestisida yang berlebihan akan menimbulkan
drenaise yang tidak sempurna, sehingga terjadinya penimbunan garam dalam tanah
yang akan mengurangi produktivitas lahan dan kadang-kadang konsentrasinya
mencapai tingkat toksik sehingga tanah tidak layak untuk ditanam (Oka, 1992).
Perkembangan ilmu
pengetahuan telah mengantisipasi hal tersebut di atas, maka salah satu sistem pengendalian yang
diterapkan yaitu sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengendalian
hama terpadu artinya kita memadukan sernua komponen pengendalian yang ada
secara efektif, dapat diterapkan secara teknis, menguntungkan secara ekonomi,
dapat diterima secara sosial dan tidak merusak lingkungan atau alam
yang ada (Untung, 1993).
Berdasarkan sumber data yang ada di Dinas Pengamatan Hama
dan Penyakit (PUP) Celuk, jumlah serangan penggerek batang padi 5
tahun terakhir mencapai 1.172.70 ha.
Hama penggerek batang padi sulit dikendalikan dengan pestisida, disebabkan karena larva berada di dalam batang tanaman
sehingga tidak kontak langsung dengan pestisida yang diaplikasi. Salah
satu musuh alami juga memberi kontribusi dalam pengendalian di lapangan yaitu Trichogramma
japonicum. Trichogramma japonicum merupakan parasitoid telur dari familia
Trichogrammatidae yang ketersediaannya di lapangan sangat sedikit (Stuqrjana,
2007).
Pelepasan Trichogramma
japonicum sebanyak 100 pies/ ha. (1 pies = 2500 butir telur atau
dengan kertas ukuran 2 x 2 cm yang ditaburkan telur secara merata) dapat
menekan serangan penggerek batang padi sebesar 95,97 % (Woryaning, 2002). Musuh
alami Trichogramma japonicum dapat dikembangkan di laboratorium dengan
menggunakan inang pengganti Corcyra cephalonica. Corcyra cephalonica banyak
ditemukan pada dedak bekatul, dedak jagung,
gandum, bungkil kelapa, roti, buncis yang sudah lama tersimpan + 6
bulan. Untuk mendapatkan langsung telur Corcyra cephalonica sebagai
inang pengganti sangat sulit ditemukan karena telumya terletak pada lubang
media hidupnya, kemudian lubang itu ditutup dengan sekresi yang keras. Sehingga awal untuk pengembangbiakannya adalah
dengan mengambil media hidupnya dan dipindahkan ke dalam media
pengembangbiakan yang barn untuk mendapatkan hasil yang banyak dan cepat
(Suarjana, 2007).
Menurut Suarjana (2007), pengembangbiakan Corcyra
cephalonica dengan menggunakan media campuran antara, dedak bekatul dan
dedak jagung dengan perbandingan 1 kg dedak
bekatul dan 2 kg dedak jagung, dengan mengisi telur Corcyra
cephalonica sebanyak 2500 butir atau 0,06 gram pada temperatur 30('C
dan kelembaban 75 % didapat hasil 2356 imago Corcyra cephalonica dalam
waktu 35
hari dengan nisbah 65 % kelamin
betina. Digunakan dedak bekatul dan dedak jagung sebagai media Corcyra cephalonica dalam pengembangbiakannya
ditemukannya lebih banyak hidup atau
menyerang pada media dedak bekatul dan dedak jagung daripada bungkil
kelapa, gandum, roti, dan buncis.
Berdasarkan hal tersebut, penulis
ingin meneliti pengaruh dari media dedak bekatul, dedak jagung dan campuran 2
kg dedak bekatul dengan 1 kg dedak jagung terhadap perkembangbiakan Corcyra
cephalonica.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat
latar belakang serta fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pengaruh media dedak bekatul terhadap
perkembangbiakan Corcyra cephalonica ?
2.
Bagaimana pengaruh media dedak jagung terhadap
perkembangbiakan Corcyra cephalonica ?
3.
Bagaimana pengaruh media campuran dedak bekatul dengan dedak jagung
terhadap perkembangbiakan Corcyra cephalonica ?
4.
Apakah ada perbedaan pengaruh media dedak bekatul, dedak jagung, dan
campuran dedak bekatul dengan dedak jagung terhadap perkembangbiakan Corcyra
cephalonica ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1.
Untuk mengetahui pengaruh media dedak bekatul
terhadap perkembangbiakan
Corcyra cephalonica.
2.
Untuk mengetahui pengaruh media dedak jagung
terhadap perkembangbiakan
Corcyra cephalonica.
3.
Untuk mengetahui pengaruh media campuran dedak bekatul dengan dedak
jagung terhadap perkembangbiakan Corcyra cephalonica.
4.
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh media dedak
bekatul, dedak jagung
dan campuran dedak bekatul dengan dedak jagung terhadap perkembangbiakan Corcyra
cephalonica.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian diharapkan:
1.
Dapat menambah wawasan atau ilmu pengetahuan dibidang pertanian khususnya tentang musuh
alami.
2.
Dapat digunakan sebagai acuan terutama bagi petani atau instansi yang
berkaitan dalam pengembangbiakan Corcyra cephalonica.
3.
Dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangbiakan Corcyra
cephalonica khususnya sebagai inang pengganti dari parasitoid telur Trichogramma
japonicum.
1.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dapat dinunuskan hipotesis sebagai
berikut:
1.
Telur Corcyra cephalonica dapat
berkembangbiak secara signifikan pada media dedak bekatul selama 35 hari
2.
Telur Corcyra cephalonica dapat berkembangbiak
secara signifikan pada media dedak jagung selama 35 hari
3.
Telur Corcyra cephalonica dapat
berkembangbiak secara signifikan pada media campuran dedak bekatul
dengan dedak jagung selama 35 hari
4.
Ada
perbedaan secara signifikan pengaruh media dedak bekatul, dedak jagung, dan
campuran dedak bekatul dengan dedak jagung terhadap perkembangbiakan Corcyra
cephalonica selama 35 hari
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
2.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Tempat pelaksanaan perkembangbiakan
Corcyra cephalonica dilakukan dalam
gudang khusus untuk pengembangbiakan Corcyra
cephalonica. Waktu pelaksanaan penelitian selama 35 hari mulai dari akhir
30 Juni tahun 2009.
2.2
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yaitu penelitian
Labotarium di laksanakan di Lab.
2.3
Variabel
1. Variabel Manipulasi : Pengaruh
media dedak bekatul.
2. Variabel Kontrol : Perbedaan
pengaruh media dedak bekatul.
3. Variabel Terikat/Respon : Upaya
meningkatkan produktivitas padi.
2.4
Metode Pengumpulan Data
1. Metode
wawancara berdasarkan data yang ada di Dinas Pengamatan Hama & Penyakit
(PHP), Celuk.
2. Metode
Pustaka
Sumiarti.2007. Dedak Bekatul http://www.dedakbekatul.com
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Pengaruh dedak bekatul
Pengaruh dedak bekatul terhadap
perkembangbiakan Corcyra cephalonica
adalah dapat mengambil media hidupnya dan dipindahkan ke dalam media
pengembangbiakan yang baru agar mendapat hasil yang banyak dan cepat.
3.2
Cara Menanggulanginya
Corcyra
cephalonica dapat langsung sebagai pinang pengganti
yang ditemukan pada lubang itu di tutup dengan sekresi yang keras.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1
Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat
di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kita dapat menambah wawasan atau ilmu
pengetahuan di bidang pertanian.
2.
Data dapat mengetahui acuan dalam
pengembangbiakan Corcyra cepharonica
4.2
Saran
Adapaun saran yang ingin saya
sampaikan adalah agar setelah membaca makalah ini, kita bisa menambah wawasan
dalam mengenal penelitian dalam pelaksanaannya.
4.3
Daftar Pustaka
Ahmad Pratama 2003 pengenadalian hama dan penyakit
Pt. Mutiara Bali Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar