BAB I
PENDAHULUAN
Pada
bagian pendahuluan ini akan di kemukakan : 1. Latar belakang 2. Rumusan masalah
3. Tujuan PTK 4. Manfaat PTK.
A.
Latar
Belakang
Seorang guru Paud yang ideal selain memiliki
kemampuan professional sesuai standar yang ditetapkan semestinya juga membekali
diri dengan berbagai wawasan dan pengetahuan tentang anak didiknya. Wawasan
tersebut sangat diperlukan agar guru dapat mengenali karakteristik anak
didiknya dengan baik, meliputi pengenalan tentang perkembangan fisikmotorik,
kogritif, bahasa, sosial emosional, moral keagamaan, seni dan kreativitas
termasuk permasalahan yang ditemui dalam berbagai aspek perkembangan tersebut.
Tugas guru Paud bukan hanya mengajar tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan, juga
belajar anak. Untuk dapat berperan sebagai fasilitator tentunya guru PAUD harus
memiliki pemahaman yang jelas tentang belajar. Belajar terjadi karena ada
proses yaitu interaksi antara individu dengan lingkungan. interaksi dengan
lingkungan menimbulkan pengalaman, sedangkan hasil yang dicapai setelah belajar
adalah prilaku yang meliputi : pengetahuan sikap dan keterampilan.
Terdapat beberapa unsur-unsur dalam belajar antara
proses atau kegiatan, pengalaman, perubahan prilaku sebagai seorang guru Paud
harus pula memahami prinsip-prinsip belajar anak. prinsip belajar merupakan
ketentuan hukuman yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar sebagai suatu hokum prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan
hasil belajar.
Djaja Djadjuri (1997) mengemukakan bahwa belajar
anak berbeda dengan belajar orang dewasa karena anak belajar setiap saat.
Prinsip belajar anak akan memberikan implikasi terhadap tugas guru, adapun
prinsip belajar anak sebagai berikut : Anak adalah pembelajaran aktif, belajar
anak dipengaruhi pematangan.
Belajar anak dipengaruhi lingkungan anak belajar
melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial anak – anak belajar
dengan gaya yang berbeda yaitu anak belajar melalui bermain.
Prinsip-prinsip belajar tersebut merupakan ketentuan
yang harus di pahami oleh guru sehingga guru dapat memfasilitasi belajar anak.
Oleh karena itu penulis mencoba meneliti sejauh mana perkembangan anak PAUD
Widya Kumarasari yang penerapannya menggunakan strategi bermain untuk
meningkatkan kreativitas belajar anak.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penerapan strategi bermain dapat meningkatkan
kreativitas belajar anak kelompok A semester I TK Paud Widya Kumara Sari ajaran
2011 – 2012.
C.
Tujuan
PTK
Rendahnya
aktivitas dan hasil belajar siswa kelompok A semester O TK Paud Widya Kumara
Sari tahun ajaran 2011 – 2012 maka diterapkan strategi bermain dengan tujuan :
1. Untuk
meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa kelompok A TK Paud Widya
Kumara Sari.
2. Untuk
meningkatkan hasil belajar anak TK Paud Widya Kumara Sari .
D.
Manfaat
PTK
1. Bagi
Siswa.
Penelitian tindakan kelas bermanfaat untuk
meningkatkan proses hasil belajar siswa, dan siswa dapat bekerja sama dengan
temannya dalam mengikuti pembelajaran.
2. Bagi
Guru.
Penelitian tindakan kelas bermanfaat untuk dapat
berlatih menerapkan strategi bermain dalam suatu pembelajaran dan memungkinkan
guru secara aktif mengembangkan.
3. Bagi
Sekolah.
Penelitian
tindakan kelas bermanfaat bagi sekolah untuk membantu sekolah berkembang karena
adanya peningkatan dan kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah TK
Paud Widya Kumara Sari.
BAB
II
PEMBAHASAN
Melalui
bermain keaktifan siswa sudah mulai terlihat adanya peningkatan, ini terjadi
karena bermain memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya baik
fisik, intelektual, bahasa dan perilaku (psikososial serta emosional).
Bermain
merupakan merupakan proses belajar yang menyenangkan yang dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak pada usia 4-6 tahun mengalami
perkembangan yang sangat pesat, mereka tumbuh dan berkembang dengan kecepatan
yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan yang muncul pada usia tertentu hendaknya
menjadi perhatian guru dalam membuat perencanaan kegiatan bermain. Perbedaan
yang ada pada anak patut pula dihargai guru. Dari kegiatan bermain yang
dilakukan bersama teman-temannya, anaka akan mempunyai penilaian terhadap
dirinya tentang kelebihan-kelebihan yang ia miliki, sehingga dapat membantu
pembentukan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga
siri, karena ia merasa memiliki kemampuan tertentu. Bila anak dapat menyalurkan
perasaan tegang tertekan, menyalurkan dorongan-dorongan yang muncul dari dalam
dirinya, setidaknya akan membuat anak lega dan rileks akan mengubah prilaku
yang negatif menjadi positif.
A.
Konsep
Sosial Emosional
Dalam rancangan
penelitian dapat beberapa hal yang terkandung di dalamnya antara lain :
1.1 Pihak
yang dilibatkan dalam penelitian.
Karena penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif maka dalam pelaksanaannya
melibatkan guru PAUD Widya Kumara Sari.
1.2 Prosedur
Tindakan
a. Observasi
Awal
Kegiatan observasi awal untuk mengidentifikasi
masalah yang sedang terjadi didalam kelas, apa pengaruhnya bagi siswa dan apa
tindakan yang harus diambil oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Pelaksanaan
Tindakan
Tahap pelaksanaan meliputi empat kegiatan pokok
yaitu:
1. Rencana
tindakan kegiatan
2. Pelaksanaan
tindakan kegiatan
3. Observasi
tindakan kegiatan
4. Refleksi
c. Rincian
Prosedur Tindakan
1. Perencanaan
Perencanaan ini terjadi dari mengidentifikasi
pokok-pokok permasalahan yang akan di kembangkan, menyusun rencana dan pedoman
penelitian, menyiapkan rencana pembelajaran, menyiapkan alat bantu atau
fasilitas pendukung bingbingan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas merupakan tindakan
lanjutan dari perencanaan secara sederhana.
Ada beberapa perencanaan yang akan dikembangkan
dalam melakukan tindakan yaitu:
-
Mulai menggali minat yang kemudian
digunakan untuk mengembangkan kemampuan bermain anak misalnya: anak suka
bermain bola digunakan bola untuk merangsang anak untuk bermain.
-
Memberikan kesempatan bermain kepada anak
karena dengan bermain bersama teman-temannya akan member kesempatan kepada anak
untuk berkreatifitas.
3. Observasi/Evaluasi
Observasi merupakan metode yang sarat manfaat karena
melalui observasi guru dapat mengenal anak dengan lebih dalam, observasi
dilakukan oleh guru tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan disini adalah untuk mengetahui kesulitan
tindakan yang dilakukan dengan perencanaan di rancang.
4. Refleksi
Pada tahapan ini yang dilakukan kegiatan
menganalisis dari observasi dalam usaha melihat hambatan-hambatan yang terjadi.
Dari proses refleksi dapat diperoleh tindakan yang
dijadikan pedoman dalam merencanakan tindakan perbaikan berikutnya.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam
refleksi menghasilkan beberapa kemajuan yaitu:
a. Tindakan
yang dilakukan mendapat hasil yang kurang baik, tindakan akan direferensikan
dalam siklus berikutnya.
b. Tindakan
yang dilakukan mendapat hasil yang baik, tindakan akan dimodofikasi untuk
mendapat hasil yang lebih baik agar hasilnya lebih sempurna.
c. Tindakan
yang dilakukan agar mendapat hasil yang sempurna maka akan dijadikan sebagai
acuan untuk penggunaan pendekatan dalam bingbingan.
B. Penerapan di PAUD
Pendekatan
yang dilakukan dalam proses pembelajaran terhadap anak yang mengalami masalah
masih berkaitan dengan tema yang ada, sehingga minat dan perhatian anak dapat
muncul dan dan diarahkan melalui metode yang digunakan, misalnya metode
bermain.
Adapun
masalah yang timbul akibat anak yang mengalami masalah adalah :
-
Minat belajar kurang, dengan kurangnya minat belajar anak merupakan salah satu
penyebab hilangnya konsentrasi belajar pada anak. Tugas guru menjadi sangat
penting untuk membangkitkan rasa percaya diri pada anak agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
-
Perhatian anak tidak terfokus pada guru yang berbicara, tidak semua anak mau
mendengar guru yang sedang berbicara di depan kelas, munculnya rasa bisan dapat
terjadi pada semua anak, jika hal ini terjadi tugas guru untuk memberikan
pembelajaran dengan mengungkap hal – hal yang menarik lucu dan menyenangkan
bagi anak sehingga anak mau kembali mendengarkan apa yang guru biacarakan.
-
Observasi terhadap sikap dan kreativitas anak
Setelah tahap pertama dilakukan maka guru
bertugas melakukan observasi untuk mengetahui kesenaian antara tindakan dengan
minat belajar anak yang selama ini dirasakan kurang. Observasi dilakukan untuk
mengetahui keberhasilan minat belajar anak baik sebelum pendekatan maupun setelah
pendekatan dilakukan. Hal ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
perkembangan minat belajar anak. Observasi yang telah dilakukan dapat disajikan
dalam table di bawah ini.
C.
Permasalahan & Solusinya
·
Anak tidak dapat mengontrol emosinya.
·
Anak tidak dapat mengontrol keamanan
dirinya
·
Terkadang prilaku anak menjadi tidak
terkontrol dan berambisi untuk mendapat suatu dalam bermain.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan atas
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan strategi bermain
dapat memberikan peningkatan pada kreativitas belajar anak. Peningkatan belajar
anak ini berdasarkan hasil rata-rata evaluasi antara sebelum dengan setelah
penggunaan media bermain.
2.
Saran
Berdasarkan atas hasil yang diperoleh, maka dapat
disarankan sebagai berikut:
a. Para
guru hendaknya menggunakan strategi bermain dalam menumbuh kembangkan minat
belajar pada diri siswa.
b. Guru
diharapkan dapat terus merangsang minat belajar sehingga pengetahuan siswa
semakin bertambah.
Demikian
beberapa saran yang dapat disampaikan dalam upaya meningkatkan serta menumbuh
kembangkan minat belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar