Minggu, 19 Agustus 2012

Pendidikan di Indonesia

Akhir-akhir ini media berita banyak meliput tentang salah cetaknya tulisan pada buku isian jawaban pilihan berganda,dari tingkat SD,melihat catatan ini fakta penyaringan buku yang di gunakan kurang di koreksi oleh para guru menjadikan faktor salah satu bukti nyata Pendidikan di Indonesia sangat-sangat buruk.

Di kutip dari beberapa sumber inilah bukti Nyata metode pendidikan di Indonesia yang Buruk :

1. PEMBELAJARAN HANYA PADA BUKU PAKET
Di indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP. Hampir setiap menteri mengganti kurikulum lama dengan kurikulum yang baru. Namun adakah yang berbeda dari kondisi pembelajaran di sekolah-sekolah? TIDAK. Karena pembelajaran di sekolah sejak jaman dulu masih memakai KURIKULUM BUKU PAKET. Sejak era 60-70an, Pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Apapun kurikulumnya, guru hanya mengenal buku paket. Materi dalam buku paketlah yang menjadi “ACUAN” pengajaran guru. Sebagian Guru Tidak pernah mencari sumber refrensi lain sebagai acuan belajar.
2. PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERAMAH
Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu metode berceramah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit, Metode ceramah menjadi metode terbanyak yang diapakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar di kuasai sebagain besar guru. Pernahkah guru mengajak anak berkeliling sekolahnya untuk belajar ? Pernahkah guru membawa siswanya melakukan percobaan di alam lingkungan sekitar ? Atau pernahkah guru membawa seorang ilmuwan langsung datang di kelas untuk menjelaskan profesinya? mungkin hanya satu alasannya, yaitu Biaya
3. KURANGNYA SARANA BELAJAR
Sebenarnya, perhatian pemerintah itu sudah cukup, namun masih kurang cukup. Pemerintah yang semangat memberikan pelatihan pengajaran yang PAIKEM (dulunya PAKEM) tanpa memberikan pelatihan yang benar-benar memberi dampak dan pengaruh. Malah sebaliknya, pelatihan metode PAIKEM oleh pemerintah dilaksanakan dengan hanya berupa Ocehan belaka
4. PERATURAN YANG TERLALU MENGIKAT
Ini tentang KTSP, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang seharusnya sekolah memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya. Namun apa yang terjadi? Karena tuntutan RPP, SILABUS yang “membelenggu” kreatifitas guru dan sekolah dalam mengembangkan kekuatannya. Yang terjadi RPP banyak yang jiplakan (bahkan ada lho RPP dijual bebas, siapapun boleh meniru). Padahal RPP seharusnya unik sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Administrasi-administrasi yang “membelenggu” guru, yang menjadikan guru lebih terfokus pada administrator, sehingga guru lupa fungsi utama lainnya sebagai mediator, motivator, akselerator, fasilitator, dan lainnya
5. GURU TIDAK MENANAMKAN SOAL "BERTANYA"
Lihatlah pembelajaran di ruang kelas. Sepertinya sudah diseragamkan. Anak duduk rapi, tangan dilipat di meja, mendengarkan guru menjelaskan. seolah-olah Anak “Dipaksa” mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang, belum lagi ada sekolah yang menerapkan Full Days. Anak diajarkan cara menyimak dan mendengarkan penjelasan guru, sementara kompetensi bertanya tak disentuh. Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan, untuk mendengarkan guru. Akibatnya Siswa tidak dilatih untuk bertanya. Siswa tidak dibiasakan bertanya, akibatnya siswa tidak berani bertanya. Selesai mengajar, guru meminta anak untuk bertanya. Heninglah suasana kelas. Yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.
6. METODE PERTANYAAN TERBUKA TIDAK DIPAKAI
Salah satu ciri negara FINLANDIA yang merupakan negara ranking pertama kualitas pendidikannya adalah dalam ujian guru memberkan soal terbuka, siwa boleh menjawab soal dengan membaca buku. Sedangkan Di Indoneisa? tidak mungkin, guru pasti sudah berfikir, "nanti banyak yang nyontek dong,"  begitu kata seorang guru. Guru Indonesia belum siap menerapkan ini karena masih kesulitan membuat soal terbuka. Soal terbuka seolah-olah beban berat. Mendingan soal tertutup atau soal pilihan ganda, menilainya mudah, begitu kira-kira alasan guru sekarang.
7. FAKTA TENTANG MENYONTEK
Siswa menyontek itu biasa terjadi. tapi, guru tidak akan lelah untuk memperingatkannya, Tapi apakah kalian tahu kalau "guru juga menyontek" ? Ini lebih parah. Lihatlah tes-tes yang diikuti guru, tes pegawai negeri yang di ikuti guru, menyontek telah merasuki sosok guru. guru aja menyontek apalagi siswanya.













Medan - Sumutinfo.Com: Lately a lot of news media coverage about the one printed on the book written answer multiple-choice field, from the elementary level, look at the record book is the fact that screening be used less in the correction factor by the teachers make a real proof education in Indonesia is very, very bad.

In the quotation from several sources is evidence of educational methods in Indonesia Real Bad:

A. LEARNING PACKAGE ONLY ON BOOKS
In Indonesia has changed some of the curriculum of the CBC to SBC. Almost every minister to replace the old curriculum to new curriculum. But is it different from learning conditions in schools? NOT. Because learning in the school since the first was still wearing CURRICULUM BOOK PACKAGE. Since the era of 60-70s, learning in the classroom is not much different than before. Whatever the curriculum, teachers are familiar with the books. Paketlah material in the book that became "REFERENCE" teaching the teachers. Most of Teacher Never look for other references as a reference source to learn.
2. LECTURE WITH LEARNING METHOD
A favorite method of learning that teachers may be only one, the lecture method. Because the lecture was easy and light, without capital, without labor, without elaborate preparation, lecture method be the method that most diapakai teacher because that's the only method that is really in control the majority of teachers. Have teachers invite children around the school to learn? Have teachers bring their students to experiment in the natural environment? Or have the teacher take a scientist to come directly in the classroom to explain the profession? may be only one reason, namely Costs
3. LACK STUDY TOOLS
Actually, that's enough government attention, but still not enough. Government that the spirit of teaching training PAIKEM (formerly Active Learning) without providing the training that really make an impact and influence. On the contrary, the training methods implemented by the government PAIKEM with just a mere chatter
4. BINDING RULES THAT TOO
It's about the SBC, Education Unit Level Curriculum, the school should have its own curriculum according to their characteristics. But what happened? Due to the demands of RPP, the syllabus is "handcuff" the creativity of teachers and schools in developing strength. A lot of plagiarism going RPP (RPP know there are even sold freely, anyone can imitate). Though RPP should be unique in accordance with the conditions of each school. Administrations "handcuff" the teacher, which makes teachers more focused on the administrator, so that teachers forget the other major functions as a mediator, motivator, accelerator, facilitators, and other
5. TEACHER NO PROBLEM embed "ASK"
Take a look at learning in the classroom. Someone seems to be uniform. Children sit neatly, hands folded on the table, listening to the teacher explains. as if the Son is "forced" to listen and get information from the morning until noon, not to mention there are schools that apply Full Days. Children are taught how to listen and listen to the teacher's explanations, while the competence to ask not to touch. Children are trained from kindergarten to keep quiet when the teacher explained, to listen to the teacher. As a result, students are not trained to ask. Students are not accustomed to asking, as a result students do not dare ask. Finished teaching, the teacher asks the children to ask questions. Heninglah classroom. Which usually ask the kids alone.
6. METHOD IS NOT IN USE OPEN QUESTIONS
One feature which is a state FINLAND country ranked first in the test quality of teacher education is a matter Provide open, siwa must answer the questions by reading a book. While in Indonesia, supplying? not possible, the teacher must have been thinking, "later a lot of cheating dong," says a teacher. Guru Indonesia is not ready to implement this because it is still difficult to make an open question. Matter open as if a heavy load. Passable matter closed or multiple choice questions, evaluate it easy, so excuse the teacher about it now.
7. FACTS ABOUT cheating
Student cheating is common. but, the teacher will not get tired to warn him, but did you know that "teachers are also cheating"? This is more severe. Look at the tests that followed the teacher, civil servant tests in the follow teacher, teacher cheating have taken possession of the figure. teachers wrote their students cheat less.



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar