KAKAWIN
Pengertian Kakawin Secara Umum
Kakawin
adalah sebuah bentuk syair dalam bahasa jawa kuna dengan metrum yang berasal
dari India. Biasanya sebuah kakawin dalam metrum tertentu terdiri dari minimal
satu bait. Setiap bait kakawin memiliki empat lirik dengan jumlah suku kata
yang sama, dan biasanya terdiri dari guru dan laghu. Guru adalah sebuah istilah
dari bahasa sansekerta yang artinya suara berat atau suara tinggi, sedangkan
laghu adalah suara ringan atau suara pendek.
Didalam
metrum kakawin sebuah suku kata yang mengandung vocal panjang (a,i,u,e,o,ai dan
au.) disebut sebagai suku kata panjang atau guru.sedangkan suku kata yang
menganduung suku kata pendek disebut laghu.
Menurut tokoh
masyarakat
kakawin adalah syair yang dinyanyikan pada
saat mengiringi upacara agama baik upacara Dewa yadnya, Pitra yadnya dan Manusa
yadnya. Selain itu kakawin juga biasa dinyanyikan pada saat pementasan seni yang
dilombakan. Selain pengertian yang diuraikan diatas ada juga pengertian kakawin
menurut C.C Berg, dan pengertian
kakawin secara morfologis dan secara
etimologis.
Menurut C.C Berg
Kakawin
jawa kuna ternyata banyak memiliki kesamaan dengan kavya, puisi kesusastraan
India dalam bahasa Sansekerta. Kakawin dapat diartikan sebagai puisi jawa kuna
yang menggunakan metrum birama “kavya” puisi kesusastraan India.(dalam bukunya yang berjudul: Indleding tet
de studia van Oud Javaabsch, 1928)
Secara Morfologis
Kata
kakawin dibentuk dari kata dasar kawi dengan mendapat imbuhan berupa konfik
(ka-) + (-n). Kata dasar kawi secara leksikal berarti pengarang atau penyair (
Woyowasita, 1973:66 ), konfik (ka-) + (-n) dalam sistem morfologis jawa kuna
berarti menyatakkan halnya menjadi seperti yang disebut kata dasarnya atau juga
mendukung arti aturan, status seperti disebut kata dasarnya. Jadi kata kakawin
berarti halnya menjadi kawi atau penyair.
Secara Etimologis
Kata kawi berarti pandai, pintar dan
pencipta. Kakawin adalah puisi jawa kuna. Arti kakawin berasal dari kata
ka=kawi=en yang mempunyai arti penyair. Kakawin sendiri dapat diartikan sebagai
syair. Kitab yang membeberkan tentang kakawin dikenal dengan sebutan wrettasancaya. Kitab wrettasancaya ini diterbitkan oleh H.
Kern pada tahun 1875 dengan huruf jawa beserta pertalannya dalam bahasa
Belanda. Kitab ini juga diterbitkan kembali dengan huruf latin yang telah
dimuat dalam Verspreide Geschriften, jilid IX, hal 67.
Ada juga pengertian kakawin menurut
Pembina Sekaa Santhi di Desa saya.
Kakawin adalah puisi bali klasik
yang berdasarkan puisi dari bahasa jawa kuna. Kakawin biasanya diikat oleh
aturan guru dan laghu. Guru adalah suku kata panjang atau berat dan laghu
adalah suku kata pendek atau ringan. Di dalam kakawin biasanya terdapat
bagian-bagian yang disebut:
a. Pengawit
b. Penampi
c. Pengumbang
d. Pemalet
kakawin
Ciri-ciri kakawin
Adapun cirri-ciri dari kakawin
yaitu:
1. Satu
bait terdiri dari 4 baris
2. Jumlah
suku kata tiap baris sama
3. Tiap-tiap
bait terdiri dari guru dan laghu
Manfaat dari Kakawin
1. Dapat
memberikan inspirasi bagi pembaca dan pendengar sesuai dengan tema atau alur
cerita dari sebuah kakawin.
1. Pembaca
biasanya menghayati isi dari kakawin yang dibacakan,sehingga pendengar dapat
memahami maksud dari kakawin yang dibacakan.
2. Pembaca
dan pendengar biasanya terbawa suasana dari sebuah kakawin,baik itu suasana
sedih,senang,dan marah.
3. Selain
uraian diatas, kakawin juga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari bagi pembaca
dan pendengar yang bergelut atau yang bergabung didalam suatu kelompok yang
disebut Sekaa Santhi khususnya di Bali.
Di sini saya menguraikan
tentang karya sastra dari kakawin
Nagarakertagama
Kakawin
Nagarakertagama juga disebut dengan nama kakawin Desawarnana yang bias
dikatakan kakawin Jawa Kuna yang paling termasyhur.Kakawin ini yang paling
banyak diteliti.Kakawin ini ditulis tahun 1363,pertama kali ditemukan kembali
pada tahun 1894 oleh J.L.A.Brandes, seorang ilmuwan Belanda yang mengiringi
ekspedisi KNIL DI Lombok. Ia yang menyelamatkan isi dari perpustakaan Raja
Lombok di Cakranagara sebelum istana sang raja akan dibakar oleh tentara KNIL.
Isi Dari Kakawin Nagarakertagama.
Kakawin
ini menguraikan keadaan di keraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu
Hayam Wuruk,raja agung di tanah Jawa dan juga Nusantara.Ia bertatahta dari
tahun 1350 sampai 1389 Masehi,pada masa puncak kerajaan Majapahit,salah satu
kerajaan terbesar yang pernah adadinusantara.Sebagian besar teks menceritakan
perjalanan sang raja ke daerah Lumajang Blambangan,dan Singosari.Di samping itu
ada juga deskripsi tentang ibukota
Majapahit.Bagian terpenting teks ini tentu saja menguraikan
daerah-daerah “wilayah” kerajaan Majapahit yang harus menghaturkan
upeti.Interpretasi isi ini masih kontroversi, sehingga di pertentangkan sampai
hari ini.Di balik kontroversi ini ada hal menarik:Sunda dan Madura tidaklah
disebut sebagai wilayah kerajaan,padahal teks ini sangat akurat dan teliti
karena menyebutkan banyak sekali daerah
dari ujung utara pulau Sumatra,Brunei
sampai Papua. Arti dari judul kakawin ini
adalah “Negara dengan Tradisi (Agama) yang Suci.Tetapi pengarangnya juga
meyebutkannya Desawar Nana,yang berarti “Penulisan tentang Daerah- daerah”.
Pengarang Kakawin Nagarakertagama
Nagarakertagama
dikarang oleh mpu Prapanca pada tahun 1365 masehi (tahun 1287 Saka. Sewaktu
menulis Nagarakertagama, Prapanca masih belum bergelar mpu karena masih seorang
calon pujangga. Ayahnya bernama mpu Nadendra
dan memegang jabatan: Dharmadhyaksa ring Kasogatan, atau Ketua dalam urusan
agama Buddha.
Naskah Kakawin
Nagarakertagama
Teks
ini semula dikira hanya terwariskan dalam sebuah naskah tunggal yang
diselamatkan oleh J.L.A. Brandes, seorang ahli Sastra Jawa Belanda,yang ikut
menyerbu istana Raja Lombok pada tahun 1894. Ketika penyerbuan ini
dilaksanakan, para tentara KNIL membakar istana dan Brandes menyelamatkan isi
perpustakaan raja yang berisikan ratusan naskah lontar. Salah satunya adalah
lontar Nagarakertagama ini.Semua naskah dari Lombok ini dikenal dengan nama
lontar-lontar Koleksi Lombok yang sangat termasyur. Koleksi Lombok disimpan di
perpustakaan Universitas Leiden Belanda.
Nasib Naskah Sekarang
Naskah
Nagarakertagama disimpan di Ledien dan diberi nomor kode LOr 5.023.Lalu dengan
kunjungan Ratu Juliana,Belanda ke Indonesia pada tahun 1973, naskah ini
diserahkan kepada Republik Indonesia.Konon naskah ini langsung disimpan oleh
Ibu Tien Soeharto di rumahnya namun ini tidak benar. Naskah ini disimpan di
Perpustakaan Nasional RI dan diberi kode NB 9. Kini Kitab Nagarakertagama
diakui sebagai Memori Dunia oleh UNESCO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar