MEMBACA DALAM HATI
Pada
saat kita membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory), yang melibatkan
pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam hati (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi. Harus disadari
bahwa ketrampilan membaca dalam hati merupakan kunci bagi semua ilmu
pengetahuan. Pada saat membaca dalam hati sang anak mencapai kecepatan dalam
pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya, dan memperoleh keuntungan dalam
hal keakraban dengan sastra yang baik. Setelah membaca dalam hati, sang guru
dapat menyuruh serta mendorong para pelajar apa yang telah mereka baca, dan hal
ini memudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman dan apresiasi mereka.
Sebagian
terbesar dari kegiatan membaca dalam masyarakat selama kita hidu adalah
kegiatan membaca dalam hati. Dibanding dengan membaca nyaring, maka membaca
dalam hati ini jauh ledih ekonomis, dapat dilakukan di segala tempat. Misalnya
kita sering melihat orang membaca dengan asyiknya dalam bus, kereta api, di
kafetaria, di tempat tidur dan seterusnya tanpa mengganggu rang lain.
Ruang baca yang terdapat dalam
perpustakaan umum sebenarnya berarti ruang baca dalam hati, setiap orang dapat
membca tanpa mengganggu orang lain.
Dalam
kehidupan yang sebunarnya di tengah-tengah masyarakat, setiap anggota
masyarakat akan membaca bahan bahan yang sesuai dengan selera atau pilihannya
masing-masing, tanpa paksaan dari pihak lain. Membaca secara perorangan menurut
selera masing-masing ini disebut personalized
reading. Kenyataan ini menuntut peningkatan pengajaran cara membaca serupa
ini di sekolah-sekolah. Pengajaran membaca perorangan atau personalized reading instruction
merupakan suatu falsafah pengajaran, merupakan suatu pendekatan terhadap
organisasi kelas. Berdasarkan atas konsep bahwa setiap anak, setiap orang harus
tahu mencari sendiri, memilih sendiri, melangkahsendiri, maju sendiri, maka
program membaca perorangan ini merupakan satu bagian dari program keseluruhan
yang mungkin mencakup program dasar, pengajaran perorangan dan pendekatan
pengalaman bahasa.
Dalam
garis besarnya, membaca dalam hati dapat dibagi atas:
a)
Membaca
ekstentif dan
b)
Membaca
intensif.
Membaca Ekstesif
Membaca
ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks
dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pengertian atau pemahaman yang bersifat
relatif rendah sudahlah memadai untuk ini,karena memang begitulah tuntutannya
dan juga karena bahan bacaan itu sendiri memang sudah banyak serta
berlebih-lebihan, seperti halnya dengan laporan-laporan surat kabar. Tujuan dan
tuntutan kegiatan membaca ekstentif adalah untuk memahami isi yang
penting-penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien dapat
terlaksana.
Membaca ekstentif ini
meliputi pula:
a)
Membaca
survei (survey reading)
b)
Membaca
sekilas (skimming)
c)
Membaca
dangkal (superficial reading)
Membaca survei
Sebelum kita mulai membaca maka kita
terlebih dahulu meneliti bahan bacaan yang akan dipelajari,yang akan
ditelaah,dengan jalan:
a) Memriksa,
meneliti indiks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku,
b) Melihat-lihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang
bersangkutan,
c) Memeriksa,
meneliti bagan, skema, outline, buku yang bersangkutan, kecepatan serta
ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting, karena hal ini turut
menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam studinya.
Membaca sekilas
Membaca
sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat
melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan
informasi,penerangan.
Ada
tiga tujuan utama dalam membaca sekilas ini, yaitu:
a) Untuk
memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat,
b) Untuk
menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan,
c) Untuk
menentukan atau menempatkan bahan yang diperlukandalam perpustakaan.
Membaca
dangkal
Membaca
dangkal pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemhaman yang dangkal yang
bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Biasanya membaca
seperti ini dilakukan bila ada waktu senggang, misalnya cerita pendek, novel
ringan, dll.
Membaca Intensif
Yang dimaksud membaca intensif
adalah studi seksama, telaah teliti, da penanganan terperinci yang dilaksanakan
di dalam kelas terhadsp suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat
halaman setiap hari. Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif adalah
membaca telaah isi (content study reading)
dan membaca telaah bahasa (linguistic
study reading)
Ketrampilan yang dituntut pada
membaca dalam Hati
Seprti
halnya membaca bersuara, membaca dalam hati juga merupakan suatu kegiatan yang
menuntut aneka ragam ketrampilan. Berikut ini sejumlah ketrampilan yang
dituntut pada setiap kelas sekolah dasar khusus pada membaca dalam hati, agar
tujuan dapat dicapai.
Kelas I
a) Membaca
tanpa bersuara, tanpa garakan-gerakan bibir, tanpa berbisik.
b) Membaca
tanpa gerakan-gerakan kepala
Kelas II
a)
Membaca tanpa gerakan-gerakan bibir
atau kepala.
b)
Membaca lebih cepat secara dalam
hati tinimbang secara bersuara
Kelas III
a) Membaca
dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari, tanpa gerakan bibir.
b) Memahami
bahan bacaan yang dibaca secara diam atau secara dalam hati itu.
c) Lebih
cepat membaca dalam hati dari pada membaca bersuara.
Kelas IV
a) Mengerti
serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar.
b) Kecepatan
mata dalam membaca 3 kata per detik.
Kelas V
a) Membaca
dalam dalam hati jauh lebih cepat tinimbang membaca bersuara.
b) Membaca
dengan pemahaman yang baik.
c) Membaca
tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala dan tidak menunjuk-nunjuk dengan jari
tangan.
d) Menikmati
bahan bacaan yang dibaca dalam hati itu, senang membaca dalam hati.
Kelas VI
a) Membaca
tanpa gerak-gerakan bibir, tanpa komat-kamit.
b) Dapat
mrenyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam
bahan bacaan.
c) Dapat
membaca 180 patah kata dalam satu menit pada bacaan fiksi pada tingkat dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar