Rabu, 30 Mei 2012

KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PERLU DITINGKATKAN


KERUKUNAN UMAT BERAGAMA PERLU DITINGKATKAN
Jumat, 20 April 2012 20:41 WIB

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono mengemukakan peningkatan kerukungan umat beragama perlu ditingkatkan.
"Di tengah keragaman bangsa kita, kerukunan menjadi amat penting. Kerukunan menjadi kunci bagi kehidupan yang damai dan sejahtera," katanya, dalam sambutan Dharma Santi Nasional, Perayaan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1934 di GOR Mabes TNI Cilangkap di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, kerukunan, kedamaian, dan kesejahteraan merupakan tiga kata kunci penting dalam mewujudkan bangsa dan negara yang majemuk menjadi bangsa yang unggul dan maju. Seharusnya, katanya, Bangsa Indonesia lebih rukun dan bersatu, serta senantiasa menjaga kehidupan bermasyarakat yang tertib dan damai, namun masih sering terjadi aksi-aksi kekerasan.
"Tindakan-tindakan kekerasan itu, baik yang bersifat horizontal atau kekerasan antaranggota masyarakat, maupun aksi-aksi yang melanggar hukum dan merusak aset-aset negara, tidak boleh terus terjadi di negeri ini," katanya. Presiden meminta perselisihan atau konflik antarkomponen masyarakat karena perbedaan identitas dapat dicarikan solusinya secara damai. "Jika kita semua sungguh memiliki semangat dan tanggung jawab menjaga kerukunan dan kedamaian, selalu ada jalan untuk itu," katanya.
Ia mengemukakan, pada era demokrasi dan kebebasan saat ini, masyarakat bebas menyampaikan aspirasi, termasuk melakukan protes dan unjuk rasa.  Namun demikian, Presiden meminta gerakan protes dan unjuk rasa itu tetaplah disampaikan secara tertib, sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Unjuk rasa yang disertai aksi-aksi yang merusak dan anarkis, tentulah tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur demokrasi yang kita junjung tinggi," katanya. Ia mengharpakan, para pemuka agama juga turut menjaga kerukunan, keamanan, dan ketertiban masyarakat, di samping jajaran lembaga negara dan pemerintah, termasuk aparat keamanan dan penegak hukum.
"Saya berharap para pemuka dan tokoh agama juga ikut berkontribusi dengan baik. Misi dan peran utama para pemuka agama adalah memastikan ajaran agama yang dianut umatnya benar, serta membimbing akhlak dan perilaku para pemeluk agama agar menjadi warga bangsa yang baik," katanya.

(T.M041/M029)
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © 2012

Tokoh Agama Bekasi Bacakan Ikrar Kerukunan

Komhukum (Bekasi) – Insiden Ciketing pada September 2010 lalu, dan banyaknya konflik kekerasan mengatasnamanakan agama sangat merisaukan para pemuka agama khususnya di Kota Bekasai. Mereka pun akan mendeklarasikan ikrar kerukunan antarumat beragama.
"Umat beragama yang ada di Bekasi harus menunjukkan kerukunan. Mudah-mudahan ikrar itu bisa mencegah munculnya gesekan antar umat di masa mendatang," ucap Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi Hasnul Kholid.
Menurut Hasnul, ikrar kerukunan umat beragama yang akan dibacakan tokoh lintas agama besok itu, paling tidak untuk menghilangkan benih-benih gesekan antara umat beragama di Bekasi.
Terkait dengan keluarnya Pergub Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2011 mengenai larangan aktivitas jemaah Ahmadiyah yang akan dipertegas Pemerintah Kota Bekasi melalui Peraturan Walikota (Perwal), Hasnul mengatakan, deklarasi itu nantinya kalau dimungkinkan dapat memberikan kontribusi kepada Pemkot. "Kalau sekiranya hasil deklarasi nanti memberikan kontribusi materi penyusunan Perwal, itu tergantung kebijakan pemkot."
"Sejauh ini situasinya masih kondusif. Tapi kami akan terus mengawasi sebagai bentuk antisipasi kalau sampai mereka melakukan hal-hal yang dapat memicu konflik," kata Hasnul. (K-2)
Batam - Pemuka agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Propinsi Kepri, menandatangani kesepakatan sekaligus menggelar halal bihalal untuk menjaga kerukunan antar umat beragama.
Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi konflik antar agama
serta provokasi yang terjadi di luar Batam, seperti kejadian yang menimpa jemaat Gereja HKBP dan pembakaran Alquran beberapa waktu lalu. Kegiatan ini bertujuan sebagai menyatukan visi membangun Kepri yang aman dan tentram.
”Pemerintah berharap toleransi antar umat beragama lebih ditingkatkan. Apabila ada konflik jangan diselesaikan secara anarkis,” jelas Muhammad Sani kepada wartawan di Hotel Pusat Informasi Haji (PIH), Batam Center, Selasa (22/9).
Gubernur Kepri, Muhammad Sani, mengatakan bahwa kerukunan umat beragama di Kepri sampai saat ini cukup baik. Hal ini terbukti, warga Kepri yang berbeda agama tapi bisa hidup rukun dan damai. Ia menghimbau kepada seluruh pemuka agama khususnya di Batam agar senantiasa memberikan pemahaman kepada umatnya agar tidak mudah terprovokasi masalah propaganda negatif yang bernilai SARA.
Sementara Kapolda Kepri, Brigjen Pudji Hartanto mengatakan bahwa pada dasarnya Kepri punya modal yang baik dalam memelihara kerukunan umat beragama. Kapolda juga menekankan perlunya peran pemuka agama dalam mewujudkan keamanan daerah yakni dengan membangun kepercayaan kepada masyarakat.
“Pihak kepolisian mempunyai strategi mencegah sebelum terjadi ancaman untuk menjamin kerukunan antar umat beragama di Kepri” ujar Pudji.
Polda Kepri mengimbau kepada seluruh masyarakat di Kepri untuk selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, dan selalu tidak terprovokasi dengan adanya pemberitaan mengenai pembakaran kitap suci Al-Qur'an di salah satu negara bagian di Amerika.
Menurutnya kepolisian akan berusaha untuk menjadi fasilitator, memperkecil kemungkinan adanya gejolak.
"Kita terus mengimbau masyarakat jangan terprovokasi, jangan sampai mengambil langkah-langkah yang akan merugikan diri kita sendiri," pungkas Pudji. (ald/rhs)


Karunia dan Panggilan (kdanp)

[JAKARTA] Menteri Agama Suryadharma Ali mengutarakan, tantangan di bidang keagamaan pada 2011 masih di seputar kerukunan antar umat beragama. Namun, itu tetap dipahami sebagai sebuah potensi yang dimiliki.
"Walaupun pada tahun 2010 sebenarnya bisa dikatakan tidak ada konflik antar umat beragama. Kalau melihat beberapa kasus, itu bukan konflik antar umat beragama," kata Suryadharma kepada SP usai Rapat Kerja tentang Pelaksanaan Program Pembangunan Tahun 2011 di Jakarta, Senin (10/1).
Hal yang terjadi lebih banyak terkait kesadaran memenuhi peraturan-peraturan di bidang khusus, misalnya terkait pendirian rumah ibadah. Tapi tidak ada yang secara khusus menyangkut konflik umat beragama.
Oleh karena itu, ke depan akan tetap dilakukan sosialisasi dan penjelasan. Secara khusus, mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama.  "Di samping itu, memperkuat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di daerah-daerah agar lebih aktif dan responsif terhadap persoalan-persoalan yang mungkin berkembang," ujar Suryadharma.
Sementara itu, Menko Kesra Agung Laksono mengutarakan lima prioritas bidang keagamaan pada 2011. Pertama, terkait pelayanan Haji dan Umrah bagi 221.000 jemaah. Kedua, bantuan merehabilitasi 500 rumah ibadah. Ketiga, merehabilitasi 25 asrama Haji transit dan embarkasi. Keempat, memberi bantuan untuk 473 FKUB. Kelima, pemberian tunjangan kepada 90.500 penyuluh agama.
Suryadharma menjelaskan, bantuan yang diberikan kepada FKUB berbentuk dana. Nantinya dapat digunakan untuk dana operasional, salah satu contohnya terkait kebutuhan kantor FKUB. [D-12


Pemkot_Bekasi, Deklarasikan Kerukunan Umat Beragama Hingga Tingkat Kelurahan
Kota_Bekasi – Usai mendeklarasikan kerukunan antar umat beragama tingkat Kota_Bekasi, tingkat kecamatan, tidak lama lagi akan dilanjutkan hingga tingkat kelurahan. 

“Akhir bulan Maret nanti, deklarasi kerukunan umat beragama tingkat kelurahan diselenggarakan”, ujar  Plt. Walikota_Bekasi Dr.H.Rahmat_Effendi, saat memberikan arahan pada apel pagi di Plaza Pemkot_Bekasi, Senin (12/3).

Rahmat_Effendi menjelaskan, pemerintah saat ini serius dalam menangani soal kerukunan umat beragama untuk meningkatkan toleransi antar umat beragama di Kota_Bekasi, guna mencapai Visi Kota_Bekasi yang Ihsan.

Beliau juga menekankan, agar pihak kelurahan yang akan mendapat giliran deklarasi nantinya, supaya mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, ulama, ormas, pemuka agama, serta elemen masyarakat lainnya. (tim/Rnt)



Pemuda sebagai Penggerak Kerukunan antar Umat Beragama


| 30 March 2012 | 20:49
“Membina Kerukunan antar Umat Beragama di Kalangan Pemuda” itu lah yang menjadi tema workshop yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. “Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari, rabu(14/12) dan kamis (15/12)” jelas Erik Sabti, selaku panitia pelaksana.
Sasaran utama pesertanya adalah para pemuda dari berbagai agama. Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop pun terjamin, karena dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai III , yakni ruang sidang. Ketika kegiatan workshop berlangsung, konsentrasi dan diskusi yang fresh dan terbuka terjalin antara para peserta dan pemateri. Walaupun mereka berasal dari agama yang berbeda, hal itu tidak menjadi penghalang. Kendala yang berarti tidak ditemukan selama workshop berlangsung. Hanya masalah teknis, seperti faktor alam, hujan yang menyebabkan keterlambatan peserta di tempat workshop.
Ditilik dari peserta yang hadir, 70 % merupakan wakil dari seluruh agama. Kecuali wakil dari Protestan yang memang berhalangan untuk hadir, karena ada agenda lain. Dengan kata lain, yang ikut andil adalah wakil dari agama Katolik, Hindhu, Budha, Islam dan Konghucu. Tegas erik, yang juga menjabat sebagai dosen di jurusan al-ahwal al-syakhsiyah fakultas syariah ini, “tujuan utama workshop adalah terjalinnya kerukunan antar uamt beragama dan peserta yang berpartisipasi bisa menjadi penggerak atau koordinator di lingkungannya guna terciptanya kerukunan yang harmonis di seluruh penjuru antar umat beragama.”
Kegiatan workshop ini tidak berhenti hanya di dalam forum saja, tapi ada tindak lanjutnya, yakni kesepakatan semua peserta untuk membentuk suatu forum yang mewadahi mereka untuk mewujudkan tujuan utama workshop. forum tersebut diberi nama “Forum Kerukunan Pemuda Lintas Agama Malang” atau dengan akronim, FK PELITA Malang. Struktur organisasi ini dari forum ini juga langsung dibentuk dan dimusyawarahkan. Susunannya adalah Ketua Presidium yang berasal dari masing-masing agama. Selanjutnya sekretaris yang dijabat oleh wakil dari agama Islam, untuk sekretaris I dan sekretaris II dari agama Hindhu.
Dalam menutup wawancaranya, beliau menambahkan tentang adanya “Program kerja dari FK PELITA Malang itu sendiri yang salah satunya yakni melaksanakan Anjang Sana atau yang lebih dikenal dengan “silaturrahim” antar kampus, rencananya bertempat di Sekolah Tinggi Agama Budha Kertarajasa Batu, bulan depan, tepatnya bulan Januari 2012.
Ajang ini adalah langkah urgen yang harus mendapat perhatian dari seluruh kalangan agar tidak hanya berdifat sosialisasi belaka, tapi ada aksi konkret, tuk kerukunan antar umat beragama ke depan.



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar