KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA PERLU DITINGKATKAN
Jumat, 20 April 2012 20:41 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Presiden
Susilo Yudhoyono mengemukakan peningkatan kerukungan umat beragama perlu
ditingkatkan.
"Di tengah keragaman bangsa
kita, kerukunan menjadi amat penting. Kerukunan menjadi kunci bagi kehidupan
yang damai dan sejahtera," katanya, dalam sambutan Dharma Santi Nasional,
Perayaan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1934 di GOR Mabes TNI Cilangkap di Jakarta,
Jumat.
Ia mengatakan, kerukunan, kedamaian,
dan kesejahteraan merupakan tiga kata kunci penting dalam mewujudkan bangsa dan
negara yang majemuk menjadi bangsa yang unggul dan maju. Seharusnya, katanya,
Bangsa Indonesia lebih rukun dan bersatu, serta senantiasa menjaga kehidupan
bermasyarakat yang tertib dan damai, namun masih sering terjadi aksi-aksi
kekerasan.
"Tindakan-tindakan kekerasan
itu, baik yang bersifat horizontal atau kekerasan antaranggota masyarakat,
maupun aksi-aksi yang melanggar hukum dan merusak aset-aset negara, tidak boleh
terus terjadi di negeri ini," katanya. Presiden meminta perselisihan atau
konflik antarkomponen masyarakat karena perbedaan identitas dapat dicarikan
solusinya secara damai. "Jika kita semua sungguh memiliki semangat dan
tanggung jawab menjaga kerukunan dan kedamaian, selalu ada jalan untuk
itu," katanya.
Ia mengemukakan, pada era demokrasi
dan kebebasan saat ini, masyarakat bebas menyampaikan aspirasi, termasuk
melakukan protes dan unjuk rasa. Namun
demikian, Presiden meminta gerakan protes dan unjuk rasa itu tetaplah disampaikan
secara tertib, sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Unjuk rasa yang disertai
aksi-aksi yang merusak dan anarkis, tentulah tidak sesuai dengan nilai-nilai
luhur demokrasi yang kita junjung tinggi," katanya. Ia mengharpakan, para
pemuka agama juga turut menjaga kerukunan, keamanan, dan ketertiban masyarakat,
di samping jajaran lembaga negara dan pemerintah, termasuk aparat keamanan dan
penegak hukum.
"Saya berharap para pemuka dan
tokoh agama juga ikut berkontribusi dengan baik. Misi dan peran utama para
pemuka agama adalah memastikan ajaran agama yang dianut umatnya benar, serta
membimbing akhlak dan perilaku para pemeluk agama agar menjadi warga bangsa
yang baik," katanya.
(T.M041/M029)
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © 2012
Tokoh Agama Bekasi Bacakan Ikrar
Kerukunan
Komhukum
(Bekasi) – Insiden Ciketing pada September 2010 lalu, dan banyaknya konflik
kekerasan mengatasnamanakan agama sangat merisaukan para pemuka agama khususnya
di Kota Bekasai. Mereka pun akan mendeklarasikan ikrar kerukunan antarumat
beragama.
"Umat
beragama yang ada di Bekasi harus menunjukkan kerukunan. Mudah-mudahan ikrar
itu bisa mencegah munculnya gesekan antar umat di masa mendatang," ucap
Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi Hasnul Kholid.
Menurut
Hasnul, ikrar kerukunan umat beragama yang akan dibacakan tokoh lintas agama
besok itu, paling tidak untuk menghilangkan benih-benih gesekan antara umat
beragama di Bekasi.
Terkait
dengan keluarnya Pergub Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2011 mengenai larangan
aktivitas jemaah Ahmadiyah yang akan dipertegas Pemerintah Kota Bekasi melalui
Peraturan Walikota (Perwal), Hasnul mengatakan, deklarasi itu nantinya kalau
dimungkinkan dapat memberikan kontribusi kepada Pemkot. "Kalau sekiranya
hasil deklarasi nanti memberikan kontribusi materi penyusunan Perwal, itu
tergantung kebijakan pemkot."
"Sejauh
ini situasinya masih kondusif. Tapi kami akan terus mengawasi sebagai bentuk
antisipasi kalau sampai mereka melakukan hal-hal yang dapat memicu
konflik," kata Hasnul. (K-2)
Batam - Pemuka agama yang tergabung dalam Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) se-Propinsi Kepri, menandatangani kesepakatan
sekaligus menggelar halal bihalal untuk menjaga kerukunan antar umat beragama.
Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi konflik
antar agama
serta provokasi yang terjadi di luar Batam, seperti
kejadian yang menimpa jemaat Gereja HKBP dan pembakaran Alquran beberapa waktu
lalu. Kegiatan ini bertujuan sebagai menyatukan visi membangun Kepri yang aman
dan tentram.
”Pemerintah berharap toleransi antar umat beragama
lebih ditingkatkan. Apabila ada konflik jangan diselesaikan secara anarkis,”
jelas Muhammad Sani kepada wartawan di Hotel Pusat Informasi Haji (PIH), Batam
Center, Selasa (22/9).
Gubernur Kepri, Muhammad Sani, mengatakan bahwa
kerukunan umat beragama di Kepri sampai saat ini cukup baik. Hal ini terbukti,
warga Kepri yang berbeda agama tapi bisa hidup rukun dan damai. Ia menghimbau
kepada seluruh pemuka agama khususnya di Batam agar senantiasa memberikan
pemahaman kepada umatnya agar tidak mudah terprovokasi masalah propaganda
negatif yang bernilai SARA.
Sementara Kapolda Kepri, Brigjen Pudji Hartanto
mengatakan bahwa pada dasarnya Kepri punya modal yang baik dalam memelihara
kerukunan umat beragama. Kapolda juga menekankan perlunya peran pemuka agama
dalam mewujudkan keamanan daerah yakni dengan membangun kepercayaan kepada
masyarakat.
“Pihak kepolisian mempunyai strategi mencegah
sebelum terjadi ancaman untuk menjamin kerukunan antar umat beragama di Kepri”
ujar Pudji.
Polda Kepri mengimbau kepada seluruh masyarakat di
Kepri untuk selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, dan selalu tidak
terprovokasi dengan adanya pemberitaan mengenai pembakaran kitap suci Al-Qur'an
di salah satu negara bagian di Amerika.
Menurutnya kepolisian akan berusaha untuk menjadi
fasilitator, memperkecil kemungkinan adanya gejolak.
"Kita terus mengimbau masyarakat jangan
terprovokasi, jangan sampai mengambil langkah-langkah yang akan merugikan diri
kita sendiri," pungkas Pudji. (ald/rhs)
Karunia dan Panggilan (kdanp)
[JAKARTA]
Menteri Agama Suryadharma Ali mengutarakan, tantangan di bidang keagamaan pada
2011 masih di seputar kerukunan antar umat beragama. Namun, itu tetap dipahami
sebagai sebuah potensi yang dimiliki.
"Walaupun
pada tahun 2010 sebenarnya bisa dikatakan tidak ada konflik antar umat
beragama. Kalau melihat beberapa kasus, itu bukan konflik antar umat
beragama," kata Suryadharma kepada SP usai Rapat Kerja tentang Pelaksanaan
Program Pembangunan Tahun 2011 di Jakarta, Senin (10/1).
Hal
yang terjadi lebih banyak terkait kesadaran memenuhi peraturan-peraturan di
bidang khusus, misalnya terkait pendirian rumah ibadah. Tapi tidak ada yang
secara khusus menyangkut konflik umat beragama.
Oleh
karena itu, ke depan akan tetap dilakukan sosialisasi dan penjelasan. Secara
khusus, mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan kerukunan umat
beragama. "Di samping itu, memperkuat Forum Kerukunan Umat Beragama
(FKUB) di daerah-daerah agar lebih aktif dan responsif terhadap
persoalan-persoalan yang mungkin berkembang," ujar Suryadharma.
Sementara
itu, Menko Kesra Agung Laksono mengutarakan lima prioritas bidang keagamaan
pada 2011. Pertama, terkait pelayanan Haji dan Umrah bagi 221.000 jemaah.
Kedua, bantuan merehabilitasi 500 rumah ibadah. Ketiga, merehabilitasi 25
asrama Haji transit dan embarkasi. Keempat, memberi bantuan untuk 473 FKUB.
Kelima, pemberian tunjangan kepada 90.500 penyuluh agama.
Suryadharma menjelaskan, bantuan yang diberikan
kepada FKUB berbentuk dana. Nantinya dapat digunakan untuk dana operasional,
salah satu contohnya terkait kebutuhan kantor FKUB. [D-12
Pemkot_Bekasi,
Deklarasikan Kerukunan Umat Beragama Hingga Tingkat Kelurahan
Kota_Bekasi – Usai mendeklarasikan kerukunan antar umat
beragama tingkat Kota_Bekasi, tingkat kecamatan, tidak lama lagi akan
dilanjutkan hingga tingkat kelurahan.
“Akhir bulan Maret nanti, deklarasi kerukunan umat beragama
tingkat kelurahan diselenggarakan”, ujar Plt. Walikota_Bekasi
Dr.H.Rahmat_Effendi, saat memberikan arahan pada apel pagi di Plaza
Pemkot_Bekasi, Senin (12/3).
Rahmat_Effendi menjelaskan, pemerintah saat ini serius dalam
menangani soal kerukunan umat beragama untuk meningkatkan toleransi antar umat
beragama di Kota_Bekasi, guna mencapai Visi Kota_Bekasi yang Ihsan.
Beliau juga menekankan, agar pihak kelurahan yang akan
mendapat giliran deklarasi nantinya, supaya mengajak seluruh elemen masyarakat,
mulai dari tokoh masyarakat, ulama, ormas, pemuka agama, serta elemen
masyarakat lainnya. (tim/Rnt)
Pemuda sebagai Penggerak Kerukunan antar Umat Beragama
| 30 March 2012 | 20:49
“Membina
Kerukunan antar Umat Beragama di
Kalangan Pemuda” itu lah yang menjadi tema workshop yang dilaksanakan
oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang. “Kegiatan tersebut diselenggarakan selama dua hari,
rabu(14/12) dan kamis (15/12)” jelas Erik Sabti, selaku panitia pelaksana.
Sasaran utama pesertanya adalah para pemuda dari berbagai agama. Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop pun terjamin, karena dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai III , yakni ruang sidang. Ketika kegiatan workshop berlangsung, konsentrasi dan diskusi yang fresh dan terbuka terjalin antara para peserta dan pemateri. Walaupun mereka berasal dari agama yang berbeda, hal itu tidak menjadi penghalang. Kendala yang berarti tidak ditemukan selama workshop berlangsung. Hanya masalah teknis, seperti faktor alam, hujan yang menyebabkan keterlambatan peserta di tempat workshop.
Sasaran utama pesertanya adalah para pemuda dari berbagai agama. Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop pun terjamin, karena dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai III , yakni ruang sidang. Ketika kegiatan workshop berlangsung, konsentrasi dan diskusi yang fresh dan terbuka terjalin antara para peserta dan pemateri. Walaupun mereka berasal dari agama yang berbeda, hal itu tidak menjadi penghalang. Kendala yang berarti tidak ditemukan selama workshop berlangsung. Hanya masalah teknis, seperti faktor alam, hujan yang menyebabkan keterlambatan peserta di tempat workshop.
Ditilik
dari peserta yang hadir, 70 % merupakan wakil dari seluruh agama. Kecuali wakil
dari Protestan yang memang berhalangan untuk hadir, karena ada agenda lain.
Dengan kata lain, yang ikut andil adalah wakil dari agama Katolik, Hindhu,
Budha, Islam dan Konghucu. Tegas erik, yang juga menjabat sebagai dosen di
jurusan al-ahwal al-syakhsiyah fakultas syariah ini, “tujuan utama workshop
adalah terjalinnya kerukunan antar uamt beragama dan peserta yang
berpartisipasi bisa menjadi penggerak atau koordinator di lingkungannya guna
terciptanya kerukunan yang harmonis di seluruh penjuru antar umat beragama.”
Kegiatan
workshop ini tidak berhenti hanya di dalam forum saja, tapi ada tindak
lanjutnya, yakni kesepakatan semua peserta untuk membentuk suatu forum yang
mewadahi mereka untuk mewujudkan tujuan utama workshop. forum tersebut diberi
nama “Forum Kerukunan Pemuda Lintas Agama Malang” atau dengan akronim, FK
PELITA Malang. Struktur organisasi ini dari forum ini juga langsung dibentuk
dan dimusyawarahkan. Susunannya adalah Ketua Presidium yang berasal dari
masing-masing agama. Selanjutnya sekretaris yang dijabat oleh wakil dari agama
Islam, untuk sekretaris I dan sekretaris II dari agama Hindhu.
Dalam
menutup wawancaranya, beliau menambahkan tentang adanya “Program kerja dari FK
PELITA Malang itu sendiri yang salah satunya yakni melaksanakan Anjang Sana
atau yang lebih dikenal dengan “silaturrahim” antar kampus, rencananya
bertempat di Sekolah Tinggi Agama Budha Kertarajasa Batu, bulan depan, tepatnya
bulan Januari 2012.
Ajang ini adalah langkah urgen yang harus mendapat perhatian dari seluruh kalangan agar tidak hanya berdifat sosialisasi belaka, tapi ada aksi konkret, tuk kerukunan antar umat beragama ke depan.
Ajang ini adalah langkah urgen yang harus mendapat perhatian dari seluruh kalangan agar tidak hanya berdifat sosialisasi belaka, tapi ada aksi konkret, tuk kerukunan antar umat beragama ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar